Kita harus tahu terlebih dahulu apa akar dari sikap tersebut. Orang marah-marah ada sebabnya dan ada berbagai alasan. Orang marah-marah karena tidak bahagia. Buatlah dia bahagia, terima apa adanya, berikan pujian untuk bagian dimana dia positif. Orang bahagia akan bersuka cita, menyanyi dan berbuat baik. Cara termudah untuk membuatnya bahagia adalah menerimanya.
Orang marah marah bisa merupakan reaksi karena hati yang terluka sebab sering disalahkan, diremehkan, direndahkan, tidak diperhatikan, dihakimi, dipojokkan dan alasan lainnya. Dia marah untuk menunjukan keberadaannya, menunjukkan esistensinya, bahkan untuk mengadakan perlawanan atas perlakuan yang dia terima. Karena itu kasihi pasanganmu, terima apa adanya biarkan dia merasa hidupnya berarti bagimu.
Orang marah-marah karena gelisah, karena kebutuhannya tidak terpenuhi. Misal suami yang tidak bisa memenuhi hasratnya untuk berhubungan sex dengan isterinya, karena keadaan yang tidak memungkinkan, rumahnya kamarnya kurang, sehingga tidur campur dengan anak. Mertua datang dan ikut menumpang cukup lama. Isteri mungkin tidak terlalu ingin, karena sehari-hari sudah capek mengurus banyak urusan rumah tangga. Laki-laki kebutuhan biologisnya harus disalurkan dalam jangka waktu tertentu. Jika tidak tersalur, maka efek samping bisa gelisah, atau mudah marah-marah. Kadang pasangan malu atau segan untuk mengatakan bahwa sumber kegelisahannya adalah kebutuhan sex yang tidak terpenuhi, tetapi kenyataan dilapangan membuktikan hal ini.
Jadi untuk mengatasi, sesibuk-sibuknya kita, berikan waktu special untuk pasangan kita. Semua orang ingin diperlakukan special. Isteri dan suami mau menjadi nomor satu, baru anak nomor dua, baru orang tua,Yayasan, usaha, kantor dan hal lain nomor berikutnya. Jika urutan prioritas digeser, pasangan merasa tidak dihargai, bahkan merasa ‘tidak aman’ lalau ‘cemburu’, merasa tidak dicintai lagi karena tidak diprioritaskan dan akan menjadi marah-marah (jika dia exrovet) atau mengasihi diri sendiri (introvet)
Orang marah-marah banyak sebab, bisa juga karena stress di kantor, karena di kantor banyak dimarahi atasan dan dirumah dilampiaskan. Berikan pengertian pada pasangan, terima dia termasuk ‘kegagalannya’ di kantor, jangan justru disalahkan, tetapi beri dorongan, bahwa lain kali toh akan berhasil juga.
Orang marah karena tidak dipercaya, dicemburui berlebihan. Tidak dipercaya soal keuangan atau tidak diberi uang.
Beberapa laki-laki marah marah kalau lagi lapar, pulang kantor tidak ada makanan, atau ada tetapi tidak disajikan/ tidak disiapkan, dia mau dilayani. Sedangkan wanita banyak yang ‘bad tempered’ dan marah marah ketika mendekati hari hari ‘datang bulan’ /’menstruasi’.
Kasus yang lain pasangan marah marah, karena ketika tadi di pesta, dia menghendaki pasangannya duduk disebelahnya ketika dia makan sendirian, namun itu tidak dilakukan oleh pasangannya, justru dia akrab ngobrol dengan teman lama. Dia mengharap pasangannya tau, peka dan mengerti. Ketika pulang pesta psangannya heran dan bertanya ; “kenapa kamu marah-marah” Sering pasangan tidak menjawab dan hanya berkata dalam hati: “Harusnya dia tahu dong salahnya apa”
Tidak banyak orang tau apa yang dipikirkan pasangannya, karena memang mereka makhluk yang berbeda, satu dengan pikirannya yang lain dengan perasaannya. Yang terbaik, jika ingin tahu jawaban yang pasti benar, seharusnya bukan bertanya kepada saya, tetapi tanyakan langsung pada pasangan anda, mengapa engkau marah-marah. Saya hanya memberikan berbagai kemungkinan, mengapa orang suka marah-marah.
Bangun komunikasi secara langsung dan jangan mereka-reka ada apa dengan dia. Komunikasi terbaik adalah komunikasi langsung, komunikasi terbuka. Jadi bicarakan! Mereka-reka atau menduga-duga kadang justru memperparah keadaan. Untuk alasan alasan yang pasangan mungkin tidak mengaku, misah soal kebutuhan sex yang tidak terpenuhi, engkau bisa mencobanya, penuhi kebutuhan itu dan liat reaksinya hari itu, apakah masih marah-marah atau berubah.
wani ; cilok buta-buta untuk ilmu aku daripada encik inspirasi pernikahan
No comments:
Post a Comment